Senin, 07 November 2016

Pandangan Jepang Terhadap Anime



Persepsi Jepang Terhadap Anime

Anime merupakan produk unggulan industri film di Jepang. Jepang begitu gencar mengenalkan budayanya terhadap dunia. Sebagai bukti, mereka memproduksi anime dengan menambahkan unsur budaya mereka didalamnya. Jepang menggunakannya sebagai barang dagang utama dan menjualnya ke negara-negara lain. Hal ini sangat membantu perekonomian Jepang dan secara tidak langsung mereka juga mengenalkan budaya mereka kepada dunia. Selain itu banyak anime yang diadaptasi menjadi sebuah game, novel maupun komik.

Unsur budaya seperti cara berpakaian, perayaan hari-hari penting, tata krama bahkan budaya makan terdapat dalam anime yang mereka produksi. Teknologi yang canggih memungkinkan Negeri Sakura ini membuat anime dengan artwork yang bagus. Banyak permintaan dari negara-negara lain terhadap anime.

Jepang merupakan penyumbang budaya terbesar di Indonesia, hal ini terbukti dari tingginya permintaan terhadap manga (komik khas Jepang) dan anime. Tidak sedikit pula orang Indonesia yang terobsesi dengan si anime ini. Mereka menyebut onsesi tersebut dengan istilah ‘otaku’. Di Indonesia otaku dianggap sebagai julukan yang wajar bagi para pecinta bentuk visual dari manga, anime, game dan cosplay. Dalam hal ini makna otaku tidak dikonotasikan sebagai sebuah hal yang negatif atau menyimpang. 

Namun, berbeda dengan di Jepang. Disana mereka menyebut otaku sebagai sampah masyarakat. Bagaimana tidak, orang yang dianggap otaku ini adalah orang yang tidak mau meninggalkan rumah, tertutup dalam hubungan sosial dan mereka hanya berbicara tentang apa yang mereka suka. Dan uniknya, di negara selain Jepang, julukan otaku menjadi sebuah kebanggan bagi seorang yang menyukai sesuatu yang berbau Jepang.

Tidak diketahui berapa banyak otaku yang ada saat ini. Anime menjadi penyumbang devisa yang besar bagi Jepang. Selain itu, dunia mengenal budaya mereka dengan baik. Namun, di Jepang sendiri anime menjadi sebuah dilema. Karena menyebabkan sampah masyarakat terus bertambah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar